Suara-suara pada Ekosistem Tropis: Bagian 1:
Bagaimana perekaman suara dapat meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati?
Mau mempelajari hewan-hewan di ekosistem tropis? Dengarkanlah suara mereka.
, , and
Penelitian keanekaragaman hayati yang terperinci dan pengambilan data dengan waktu yang panjang seringkali terbatasi oleh metode survey dengan biaya yang mahal dan perlu mempersiapkan banyak peralatan. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar penelitian hanya mencakup area yang kecil dengan waktu pengamatan yang singkat. Para peneliti profesional di bidang konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati memerlukan informasi yang lebih baik. Sebuah solusi yang inovatif dan hemat biaya adalah dengan mempelajari suara yang dihasilkan oleh alam dan lingkungan. Pendekatan penelitian seperti ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari bagaimana individu dan populasi berinteraksi dengan lingkungan, dan peneliti dapat memantaunya dari jarak jauh serta melakukan penelitian dengan hanya memberikan sedikit intervensi gangguan terhadap lingkungan.
Perekam pemantauan akustik pasif (Passive acoustic monitoring - PAM) di lapangan memiliki kemampuan untuk dapat menangkap semua suara, seperti layaknya bentang suara (soundscape). Mengingat banyak hewan air dan darat yang mengeluarkan suara spesifik, khas dan berbeda pada setiap spesiesnya, kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk mempelajari distribusi spesies, perilaku, dinamika populasi, struktur komunitas, dan dampak dari adanya aktivitas manusia.
Dalam hal ini, kita akan belajar tentang dasar-dasar suara, spesies apa yang mengeluarkan suara, dan bagaimana kita dapat mengubah suara menjadi informasi yang berguna untuk penelitian ekologi dan konservasi. Kita akan mempelajari bagaimana suara digunakan untuk memulihkan terumbu karang dan bagaimana populasi burung di perkotaan merespon adanya pembatasan aktifitas manusia (Pembatasan Sosial Berskala Besar - PSBB) akibat pandemi COVID-19.
Javascript is required to use Gala.